Senin, 11 November 2013

PACAR MAKAN TEMAN

PACAR MAKAN TEMAN
Karya Titin Dewi J.P
Matahari mulai mendaki kaki sang langit. Perlahan-lahan beranjak dari peraduannya, hingga kehangatannya mulai terasa oleh makhluk-makluk bumi. Tak begitu panas, namun cukup hangat hingga membuat orang malas keluar rumah lantaran takut kena sinar UV. Namun bagiku itu adalah anugrah, karena dengan begitu aku bisa nyuci baju yang belum aku cuci seminggu dan menumpuk di pojok kamar kecil kosan ku.

Aku Vika, sejak awal masuk kuliah di Universitas Jember aku tak pernah punya kenalan cowok yang cocok di hatiku buat jadi pacar plus driver buatku. Yahhh…. Akhirnya gini deh, kemana-kemana harus on foot with my soulmate, Tiara. Tapi gag papa, karena temenku yang satu ini gokil banget, waaupun sebenernya kita udah sahabatan dari awal masuk SMK, tapi kegokilannya jadi makin parah setelah masuk kuliah ini.

Tak kusangka nomor nyasar dua hari yang lalu menjadi awal dari cerita ini. Awalnya sih dia kirim message ke aku. Akunya sih biasa aja, kan emang dasarnya cewek cuek-cuek gitu. Padahal kalo’ dicuekin balik pasti gag mau.
“Mau aku jemput gag..?? mau yaa.. yaaa..yaaa… sekalian ketemuan gitu”, katanya lewat sms yang dikirim ke my cell phone setelah aku bilang kalo’ aku lagi di bus, habis mudik. Dan aku iya’in aja. 
Kan lumayan dapet ojek gratis. Hehehe…
Ketika aku turun dari bus aku bingung yang mana orangnya, karena ini adalah pertama kita ketemu semenjak kita chat lewat message seminggu yang lalu. Dan di seberang jalan tepat arah jam dua belas aku melihat sesosok tubuh sedang menunggu. Mungkinkah dia..??
“Vika yaaa…,” katanya sambil menghampiriku.
“Iya… kamu Findra ta…??” sahutku kemudian.
Lalu dia menjabat tanganku seperti orang maaf-maafan pas lebaran. Aku tertawa dalam hati. Akupun berfikir kekonyolan macam apa ini hingga membuatku salah tingkah seperti ini. Tanpa ku sadari aku senyam-senyum sendiri tak tau apa yang sedang ku fikirkan.
“Thanks ya… dah nganterin jemput and nganterin aku ke kosan..” kataku sesampainya di depan pintu gerbang kosanku yang agak mewah itu.
“Oke… kalau butuh apa apa hubungi aku, jangan sungkan sungkan…” jawabnya sambil melontarkan senyuman.

Dan Findra pun berlalu pulang. Namun benakku masih merekan jelas bayangannya. Tak kusangka dia orangnya baik, enak diajak ngomong, lucu, nyambung, and yang terpenting aku ngerasa nyaman didekatnya. Duuhhh… kok jadi aneh gini sih aku..
“Kenapa kamu senyam-senyum gitu, kesambet setan darimana loe chuy…”, celetuk sahabatku Tiara yang tiba tiba muncul di hadapanku.
“Gila loe, aku kaget nie..” sahutku.

Aku pun berlalu meninggalkannya yang masih melongo kayak kebo di depan pintu kamar gara gara heran lihat aku senyum senyum. Mungkin dia baru sadar kalau senyumanku ini bisa mengalihkan dunianya. Dan itulah yang terjadi, dunianya beralih menjadi dunia yang penuh tanda tanya.
Lama lama aku kasihan juga melihat sahabatku, dari tadi aku saksikan wajahnya menyimpan pertanyaan. Akhirnya aku putuskan untuk menceritakan apa yang membuat aku seperti ini. Dan dia Cuma melongo, dan kali ini dia gag kayak kebo tapi lebih parah lagi, dia kayak sapi ompong yang gag punya gigi. Namanya aja ompong jelas aja gag punya gigi, dasar oon gue.

Tiga hari kemudian aku diajak nonton sama Findra. Setelah nonton kita berdua dinner, terus muterin alun-alun gag jelas tujuannya sambil ngobrol gag jelas juga. Lalu kita berhenti di kedai ice cream cone kesukaanku and Tiara. And disitu dia nyatain perasaannya sama aku. Dia nembak aku. Dan aku langsung kena tembakannya. Jadi malam itu aku jadian sama dia.
Seminggu berlalu, dan aku punya rencana nyomblangin Tiara sama sepupunya Findra, Herma namanya. Dua hari kemudian mereka jadian. Dan itu tandannya aku berhasil jadi mak comblang. Wahh, jadi kayak kontak jodoh aja nih aku.
“Besok mudik gag chuy..??” Tanya Tiara sepulang dinner sama Herma.
“Kasih tau gag yaaa…” celetukku menggodanya.
“Hhhmmm… kalo’ pulang sih ayo bareng aja, soalnya aku mau dianterin Herma, ntar kamu sama Findra yaaa…” terangnya kemudian.
Aku berpikir sejenak, lalu manggut manggut pertanda setuju.

Waktu mudik pun tiba. Sudah biasa bagi anak kos seperti kami selalu pulang saat week end tiba, jika nggak punya uang. Tapi kalo’ masih full kantongnya kami hanya menunggu next week end. Namun mudik kali ini akan lebih panjang karena seminggu full kita libur untuk minggu tenang. Suara sepeda motor yang berhenti di depan gerbang kosanku membuatku harus cepat cepat keluar, karena aku tau kalo’ itu Findra and Herma driver and co driver kami. Hehehe.

Dan benarlah bahwa mereka telah siap untuk mengantar para putri ke istana. Akhirnya kamipun meluncur menuju ke terminal Pakusari, tempat dimana aku dan Tiara biasa menunggu bus. Sesampainya di terminal kami berempat saling chatting. Findra pacarku, asyik ngobrol dengan sahabatku Tiara tanpa menghiraukan keberadaanku dan Herma. Namun aku tak curiga sedikitpun, karena aku percaya sahabatku tak mungkin menyakitiku.

Bus yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba. Dan kami pun berpisah. Setelah aku dan Tiara masuk ke dalam bus, Tiara cerita tentang apa yang dia omongin sama Findra tadi. Sahabatku ini memang selalu terbuka denganku. Apapun yang ia rasakan entah itu sedih atau bahagia, pasti dia selalu menceritakannya padaku.

Suatu sore setelah dua hari aku berada di rumah, Tiara memberi tau aku kalau dia putus sama Herma. Aku tanyai apa alasannya putus, dan dia menjawab kalau ternyata Herma sudah punya pacar. Aku jadi ngerasa bersalah sama dia, karena aku yang menyomblangkannya dengan Herma. Tapi aku berusaha menenangkan diri dan mencoba menghibur sahabatku itu. Akhirnya diapun merelakan hubungannya yang harus kandas secepat itu.

Tak kusangka kalau putusnya Sahabatku dan Herma akan berimbas padaku. Dua hari kemudian Tiara memberitahuku sebuah berita yang sebenarnya tak ingin kudengar, karena itu sungguh membuatku muak. Sebenarnya aku tak mau mengingatnya, tapi karena aku harus bercerita padamu jadi terpaksa deh ku buka kembali memori otakku untuk mengingat kata kata itu. Dan inilah kata-katanya lewat message yang dikirimkan padaku..
“Chuy kamu ngerasa aneh gag sih sama Findra..?? masa’ dia bilang gini ke aku… I LOVE YOU..”
Dan setelah itu aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Findra. Walau aku tau sahabatku tak mungkin menghiraukan kata-kata itu. Namun aku ngerasa Findra memang bukan untukku dan dia kayaknya gag beneran sayang sama aku. Buktinya dia masih ngelirik sahabatku. Bahkan disaat statusnya masih pacaran denganku dia berani bilang LOVE pada sahabatku sendiri.
PROFIL PENULIS
Nama : Titin Dewi J.P
Facebook : thychothevylietax64@facebook.com

KETIKA SAHABAT TIDAK BISA MEMBANTU

KETIKA SAHABAT TIDAK BISA MEMBANTU
Karya Andhika

Di hari itu aku mendengar suara seseorang memanggil aku didepan pagar rumah ku, ternyata benar asri sahabatku datang untuk megajaku pergi bermain kerumahnya karena memang dia selalu merasa kesepian sejak ayah dan ibunya sibuk bekerja mencari uang untuk menafkahi asri dan adiknya. Walaupun itu selalu membuatnya merasa kesepian asri anak yang selalu ceria dan kuat, sampa-sampai aku tidak bisa pungkiri bahwa tidak ada rasa yang berbeda seperti anak-anak lain pada umunya.

Berapa kali harus ku ucapkan kata sabar atas kurangnya perhatian dari orang tua asri, mungkin keluarga asri dan aku dari segi ekonomi sangat jauh berbeda sekali, dia selalu digelimangkan oleh harta dan kemewahan, tapi apalah arti semua itu dibangdingkan kasih sayang dari orang tua yang tiada tara dan susah sekali di dapatkan asri, seberapa besar aku bisa merasakan dari apa yang disembunyikan asri tentang kesepiannya terhadap keluarga yang dia idam-idamkan.
Tentang adik asri yang masih duduk di bangku sekolah dasar aku bisa merasakan betapa kurang terurusnya anak itu, walaupun kehidupan mewah dan harta yang begitu banyak telah dia dapatkan. tapi aku tidak banyak mendapatkan keceriaan yang terlintas dari wajah adik sekaligus teman dekatku ini. Aku ingin sekali bila disaat mereka tersenyum walau sesaat tetapi dia bisa melupakan orang tua yang selalu sibuk megumpulkan selembaran uang kertas itu.

selang beberapa hari asri terlihat tidak seperti biasanya, dia merasa menyembunyikan sesuatu dari mimik wajahnya yang terlihat murung seperti ada masalah yang berat dipikulnya sendiri tapi pada waktu itupun asri tidak mau bercerita tentang apapun kepadaku sampai saatnya aku mengetahuinya sendiri, ternyata ayahnya baru saja ditipu oleh seseorang yang biasa disebut penanam saham dngan uang yang hampir beratus-ratus juta di bawa kabur oleh si penipu iti tersebut. disaat itu pula ibunya, asri dan adiknya menjadi bahan pelampiasan sang ayah yang mungkin belum bisa menerima apa yang menimpa dia saat ini. Aku ingin sekali menghapus kesedihan yang asri rasakan di hari itu tetapi tetap asri yang selalu merasa kuat dalam menghadapi cobaan dan sudah dilatih untuk bisa hidup sendiri tidak mau sesekali membahas tentang masalah itu.

Aku masih belum percaya dengan apa masalah yang dihadapi asri saat ini. Keluarganya hampir terlunta-lunta oleh ketidak seimbangnya ekonomi keluarga asri, asri mulai merasakan kehidupan yang hampir sama denganku. Dimana tidak makan sehari tiga kali itu mungkin sudah biasa karena keterbatasan lauk pauk, itupun sekarang harus dirasakan asri juga adiknya yang masih kecil itu harus merasakan surut dan pasangnya kehidupan, menurutku tidaklah wajar untuk anak sekecil itu yang harus melihat ibu dan kakanya menjadi bahan pelampiasan suatu keluarga yang tidak harmonis lagi.
Aku baru sadar tentang pepatah yang selalu mamah dan bapak sampaikan kepadaku bahwa dunia dan roda itu pasti berputar dengan pasti, dan “kamupun nanti merasakannya nak” ujar mamah dan papah kepadaku. Tapi apalah disaat ini aku hanya merasakan penderitaan itu untuk temanku yang selalu ceria dan kuat dalam menerima cobaan hidup?? Inikah keadilan atau sebuah cobaan??

Di hari itu lagi dia menyampar aku kembali dengan nada yang lemas seperti belum ada sesuap nasi didalam perut sahabatku ini.
aku bertanya : asri apa kamu udah makan kok lemes gituh?
asri : belum dik ini aku masih nunggu papah yang belum pulang sama mamah dari sore kemarin. Aku : terus adik kamu sama kamu udah makan??
asri diam dan kata yang aku dengar adalah : dia dirumah sedang tidur menunggu makanan dik!!! Aku langsung berlari kedapur dan membungkus makanan sisa pagi yang masih belum terhabiskan oleh keluargaku, aku langsung menarik asri menuju kerumahnya dan langsung membangunkan adiknya yang sedang menuggu datangnya makanan.

Sesuap demi sesuap dia makan dengan lahap bersama adiknya, rasa hati ini ingin menarik kedua ayah dan ibu untuk melihat apa yang telah terjadi tentang sahabatku ini. Mungkin hanya ini yang bisa aku berikan kepada asri dan adiknya, miris bilasanya aku yang berada diposisi asri. Aku sering menceritakan tentang asri kepada bapak juga mamahku tapi mereka sering menerima masalah dari keluarga asri, terutama ayahnya yang selalu bersikap kasar kepada asri dan adiknya. Bapakku pernah berkata “jangan pernah kamu tinggalin asri sendirian yah a” dan kata-kata itu selalu memotivasi aku untuk selalu bersama asri.

Sesudah itu aku sering bertiga pergi bersama keatas genting dan bersanda gurau, canda dan tawa mengisi saat itu, seolah-olah asri bersama adiknya melupakan sejenak ayah dan ibunya yang sedang mencari selembar kertas itu, siang itu terus kita bermain sampai akhirnya tertidur diatas genting yang ditemani langit-langit yang sejuk dan angin sepoy-sepoy begitu tidak terasa panas matahari siang itu, mungkin karena asri dan adiknya terasa kurangnya perhatian dari orang tua mereka, tertidur pun aku dan mereka di bawah langit dan awan itu.

Tidak terasa ada suara orang yang sedang marah-marah pada saat itu, ternyata saat mataku terbuka asri dan adiknya telah di seret dan dipukuli oleh ayahnya yang baru pulang bekerja dari kantor, aku tak tau kenapa apa yang mebuat ayahnya marah kepada asri pada saat itu. Yang jelas aku sangat takut pada saat itu melihat dua orang yang aku sayang telah disakiti oleh ayahnya sendiri. Tangisan asri dan adiknya yang meminta tolong kepadaku dengan mengeluarkan rintihan serta kata-kata Ampun ayah !!! Ampun ayah !!! Ampun ayah !!! Ampun!!!! yang keluar dari mulut adiknya asri, Ayahnya pun langsung menyuruhku pulang dengan nada tinggi dan seolah-olah kesal sekali kepadaku, Dengan cepat aku bergegas meniggalkan rumah asri tanpa ada kata-kata salam yang keluar dari mulutku.

Keesokan harinya aku takut sekali datang dan menyampari asri, karena kejadian kemarin yang mungkin membuatku sedikit shokk juga namu sudah Tiga hari berlalu tidak ada kabar dari asri, sungguh aku ingin sekali menemuinya. Tak tenang hati ini ingin mengetahui kabar dari sahabatku ini akupun bergegas dengan berani datang kerumahnya, terlihat sepi dan agak kotor ditempat rumah kediaman asri pada waktu itu. Ku panggil nama asri dengan sedikit pelan, namun tidak ada yang menjawab, kupencet bel rumahnya, lalu ada suara gesekan pintu. Dan benar ternyata asri sahabatku yang membuka pintu tersebut, wajahnya teersenyum setelah melihat kudatang kerumahnya dengan mata berkaca-kaca aku langsung memegan tangannya dan berkata “kemana saja kamu ini??” asri menjawab dengan nada pelan “aku takut untuk keluar dan sekolah” aku “tapi kenapa ?? guru dan teman-teman sudah lama ingin tau kabar darimu??” dari raut wajah asri yang begitu menyembunyikan sesuatu, aku selalu tau dan bertanya “apa ini ada hubungannya dengan ayah dan ibumu??” asri menganggukan kepala dan berkata “tidak ada biaya lagi aku bersekolah begitupun adiku yang sudah lama berhenti bersekolah” Terkejut aku saat mendengar kata-kata itu dari mulut asri.

Memang cepat lambat perusahaan tempat ayah asri bekerja sudah lama mengalai penurunan, sampai-sampai ayah asri harus menerima keadaan yang berputar 360 berbeda seperti di kehidupan yang dirasakan bertahun-tahun yang lalu. Kali ini mungkin asri harus menerima keadaan seperti ini, “asri kamu harus kuat menerima keadaan ini, karena kehidupan pasti berputar seperti ayahku selalu bilang tidak selamanya kita selalu berada diatas sri” asri hanya terdiam setelah aku berbicara seperti itu dan langsung memeluku dengan erat sambil membisikan kata yang tak pernah aku lupa yaitu “maaf kita harus berpisah untuk saat ini karena aku ingin pindah ke kampung halamanku dik” entah apa yang aku rasakan saat itu hanya bisa diam dan kesal “tapi kenapa sri?” “itu sudah keputusan dari ayah dan ibuku, begitupun adiku dik, aku berdua bila ingin melanjutkan sekolah, kita berdua harus tinggal disana!!” bila sudah ada sangkut pautnya dengan ayah atau ibunya, ini mungkin sudah keputusan yang mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Hanya kepasrahan yang bisa aku rasakan saat itu, “kapan saatnya kamu pergi ?” sambil meneteskan air mata asri menjawab “sebentar lagi” mulai ada tetesan air mata yang jatuh dipipi sahabatku tercinta ini, Dalam hidupnya tak pernah ada yang namanya pelukan seorang ayah dan ibu, pelukan lembut berpijar kasih sayang didalam kehidupannya. “aku akan ikut mengantarmu ke stasiun sri” asri menoleh dan menujukan jarinya ke arah mobil yang kurasa adalah jemputannya, “tidak usah dik, itu mobil jemputanku” pelukan terakhir diberikan kepadaku dari sahabatku yang pernah menghiasi hari demi hari menjadi lebih lebih bermakna.

Senyuman terakhir mengantarkan asri dan keluarganya kepintu mobil, dilihaku pada hari itu, semua keluarganya berada lengkap dengan senyuman yang nyaris tidak pernah aku lihat sebelumny, lambayan terakhir memisahkan kita didalam perjalanan selalu membuat kisah hidup ini menjadi lebih patut untuk disyukuri karena hidup tidaklah selalu di dalam kebahgiaan. Kita kadang harus merasakan apa yang terjadi didalam hidup ini dengan keadaan yang berbeda-beda, juga sesulit apapun suatu masalah, karena Allah SWT selalu menentukan jalan keluar yang terbaik bagi hambanya yang bersabar dan berikhtiar.
PROFIL PENULIS
Nama : Andhika
Hidup cuman sekali bagi saya, selama kita masih diberi umur, lakukalah yang terbaik untuk hidupmu.

I LOVE YOU MY BEST FRIEND

I LOVE YOU MY BEST FRIEND
Karya Monica Sucianto

Seperti biasa aku memulai hari hariku dengan sekoloah. Disekolah, aku duduk sebangku dengan Riski. Riski adalah sahabat terbaikku. Kita selalu bersama. Sebagai sahabat aku dan Riski takkan terpisahkan.
Selain Riski aku juga punya sahabat namanya Cika. Cika sangat baik sama aku. Cika tau semuanya tentang aku. Bagiku Cika gak punya kekurangan sebagai sahabatku.
Kemanapun aku pergi Riski pasti selalu nemenin aku. Dari dulu aku suka sama Riski, tapi aku malu untuk mengungkapkannya. Walau begitu dia tetap jadi sahabatku.
Aku terus mencoba memunculkan keberanianku untuk mengungkapkan semuanya kepada Riski. Tapi aku tetap gak bisa mengungkapkan semuanya.


Hingga suatu hari aku melihat Riski jalan sama Cika. Aku gak nyangka, itu sahabatku. Aku juga belum sempat mengungkapkan nya kepada Riski. Kenapa jadi begini. Aku benci kamu Ris. Padahal dari dulu aku udah mencoba untuk mendapatkanmu. Tapi kenapa kamu malah pergi bersamanya. Aku gak mau ketemu kamu lagi.
“Bela……”sapa Riski kepadaku.
Aku gak mau membalasnya, aku benci Riski. Aku hanya berlari menjauhinya. Aku mencoba melawan rasa sakit di hatiku. Tapi tetap gak bisa. Aku gak mau kehillangan Riski. Setiap dia memanggilku aku gak mau menghiraukannya. Riski lebih memili Cika, daripada perasaanku ini. Aku sering melihatnya berduaan di kantin. Semakin bertambah sayatan di hatiku ini.
Kenapa aku harus suka kepada orang yang tidak mengerti perasaanku. Tapi mengapa aku gak bisa ngelupain dia. Tuhan tolong jawab aku, kenapa ini semua terjadi. Aku gak sanggup jika Riski gak bersamaku.
Dimalam yang indah ini aku memandangin dua bintang yang andaikan itu aku dan Riski.
“Bela Bela. Pls jawab aku , aku tau kamu marah. Tapi kenapa?”teriak Riski di depan rumahku tiba tiba.

Aku ingin membalas panggilanya. Namun aku gak bisa, aku masih benci sama dia. Beberapa saat Riski udah gak ada di depan rumahku.
“untunglah, aku udah gak sanggup ngeliat wajahnya lagi. Aku membayangkan dulu kita bahagia bersama” kataku dalam hati.
Keesokan harinya, aku gak ngeliat Riski sama Cika. Aku mulai tenang. Riski udah gak sama cika lagi.
“Bela kamu marah ya sama aku?” Tanya Riski tiba tiba.

Aku hanya tersenyum memandangnya.
“Kamu mau gak pulang bareng aku?” Tanya Riski lagi.
“Boleh” jawabku singkat.
Sepulang sekolah aku pulang bersama Riski. Aku bercanda dan tertawa seperti dulu lagi. Aku senang, mungkin melebihi dari senang. Tiba tiba sesuatu terjadi. Mobil Riski menabrak sebuah mobil, dan aku dan Riski tak sadarkan diri.

Perlahan lahan aku mula membuka mata. Ternyata aku sudah ada di rumah sakit. Aku hanya melihat mama, papaku yang menangis di depanku.
“pa, ma kenapa nangis ?Riski mana? aku gak pa-pa kan?” tanyaku kepada mama dan papa.
“Tulang kaki kamu patah sayang, kamu harus pakai kursi roda”jawab mama sambil menangis
“ha……. Terus Riski mana?” tanyaku lagi.
“mama gak tau Riski kemana”jawab mama
Ris semoga kamu gak pa-pa ya, harapku dalam hati.
Sekarang aku menjalani hari hariku dengan berbaring di ranjang rumah sakit. Aku kesepian tanpa Riski. Aku berharap Riski kembali dalam keadaan sehat. Aku kangen kamu Ris
***

Hingga akhirnya aku bisa keluar dari rumah sakit. Tapi aku tetap gak bisa jalan, aku hanya bisa duduk tak berdaya di kursi roda. Aku masih berharrap Riski bisa kembali.
“mama apa Riski masih hidup”tanyaku kepada mama.
“mama gak tau, yang penting sekarang kamu doain Riski biar dia selamat.
Walau aku gak bersamamu, aku tetap sayang kamu Ris. Aku bakal tetap doain kamu seperti pesan mama ku.
Tuhan, kenapa ini semua terjadi? Apakah aku masih bisa bertemu Riski untuk yang terakhirkalinya. Tuhan tolong pertemuhan ku dengannya, aku gak bisa hidup tanpanya.
Berhari hari aku menunggu dan menunggu. Tiba tiba ada seseorang yang mengetuk ngetuk pintu rumahku. Ternyapa itu Riski, aku gak nyangka kamu bakal kembali Ris. Walau kamu juga duduk di kursi roda sepertiku, aku tetap sayang kamu. Aku gak bisa hidup tanpa kamu Ris. Jangan tinggalin aku lagi ya

Aku dan Riski di bantu untuk duduk di kursi panjang depan rumahku.
“bel….. Aku Cuma mau ngasi kalung ini sama kamu. Kalung ini akan menjadi kenangan kita bersama” kata Riski
“makasi Ris. Tapi aku udah senang kok kamu kembali, AKU SAYANG KAMU”jawabku
“Aku tau, tapi kalung ini akan menjadi kenangan kita berdua. Karna aku tau aku udah gak bisa hidup lagi, dan nemenin kamu lagi seperti dulu.
I LOVE YOU FOREVER
Riskipun menutupkan matanya di dekapanku. Tuhan memang mengabulkan doaku untuk bisa bertemu dengan Riski lagi, tapi hanya untuk beberapa saat.
good bye Ris semoga kamu tenang di sana.

***TAMAT***

PROFIL PENULIS
Nama : Monica Sucianto
Kelas: 6 SD .‎6a Is The Best
Add facebook:monica sucianto

SAHABAT SELAMANYA

SAHABAT SELAMANYA
Karya Monica Sucianto

Disana terlihat dua orang anak perempuan yang kelihatan bahagia. Mereka tertawa dan bercanda berdua. Ternyata mereka berdua adalah sahabat. Mereka berdua mernama Adell dan Airin. Mereka takkan terpisahkan. Adell dan airin sudah saling kenal sejak kecil. Mereka berdua tdk pernah terpisah. Mereka sekelas bahkan satu bangku.

Pagi harinya di sekolah…
“Rin……” sapa Adell. Tapi yang biasanya mereka sangat akrab, sekarang berubah terbalik. Airin tidak menjawab sapaan Adell. Dia hanya pergi menjauh dari Adell sambil merintih seperti menangisi sesuatu. Adell sangat bingung, airin adalah sahabat nya tapi mengapa dia berubah menjauhi Adell.
Dikelas mereka berdua hanya diam diaman. Airin hanya memandangi wajah Adel dengan mata yang berkaca kaca. Saat Adell menyapanya, dia hanya meneteskan air mata. Dia gak mau bicara apa masalah nya, padahan Adell itu sahabatnya. Hingga suatu hari bangku Airin kosong, dia pindah ke bangku dipojok kelas yang jauh Dari Adell. Apa yang terjadi dengan nya?. Dia bukan Airin yang seperti biasanya.
Apakah Airin marah pada Adel?. Tapi gak mungkin. Soalnya Adel itu sahabatnya. Adell gak mau sahabat satu satunya pergi.
Adell takut Airin arah padanya. Adelpun meletakkan secarik surat kecil di depan rumah Airin. Surat itu tertulis…….
Airin….. kamu marah ya sama aku. Kalo aku salah bilang aja aku bakal minta maaf sama kamu. Sorry ya sebagai sahabat aku gak bias jadi seperti yang kamu inginkan. Kalo kamu udah gak mau jadi sahabatku lagi aku gak bakal marah, tapi hati kecilku ini tetap sedih kalo kamu gak mau jadi sahabatku lagi. Kuharap kamu cepat membalasnya

Dari Adell
Adell selalu memeriksa kotak surat di depan rumah nya, berharap ada surat balasan dari Airin. Tapi hasilnya selalu nihil. Gak ada satu surat pun di kotak surat tua itu. Adell sudah tak sanggup menunggu lagi. Dimalam yang dingin ini dia langsung berjalan cepat menuju rumah Airin. Adell tak bisa berhenti sebelum sampai di rumah Airin. Tiba tiba langkah nya berhenti mendadak tepat di tujun nya, rumah Airin. Adell melihat Airin sedang menangis di depan jendela sambil memegang surat dari Adell. Disitu terlihat Adell kebingungan, kenapa Airin nangis baca surat dari Adell???.
“Airin……..”teriak Adell dari depan rumah Airin. Tapi disitu Airin malah pergi. Dan tak terlihat lagi Airin di depan jendela. Adell pun pergi dengan langkah pelannya dan sekali kali menoleh ke belakang mengharapkan Airin keluar dari rumah nya.

Keesokan harinya, di papan absen tertulis nama “Airin”. Adell pun menoleh kearah bangku Airin yang jauh darinya. Ternyata benar, Airin gak masuk. Sekarang di hari hari Adell udah gak ada canda dan tawa lagi bersama Airin. Mungkin Airin “udah punya sahabat yang lebih baik dari ku”pikir Adell.
Adell sangat tidak bersemangat melangkah pulang kerumah nya. Biasanya Adell pulang sama Airin. Sekarang Adell hanya sendrian. Disitu terlihat Adell sudah hampir meneteskan air mata kesepian.
Sesampainya di rumah, Adell melihat ada surat di dalam kotak surat depam rumahnya. Adell pun membuka kotak surat tua itu perlahan lahan, dan mengambil surat di dalam nya. Disitu Adell sangat terkejut, itu surat dari Airin.

Surat itu tertulis……
Maaf ya Dell, Aku bukan gak mau jadi sahabat kamu lagi. Cuma setiap aku ngeliat kamu, rasanya pengen nangis. Aku bakal pergi ke luar kota. Aku sedih setiap ngeliat kamu, soalnya kita bakal berpisah lama. Mungkin kalo sudah satu tahun aku pergi kamu bias jemput sku di bandara, itu juga kalo kamu gak lupa sama aku. Bentar lagi aku mau berangkat ke bandara, selamat tinggal

Dari Airin
Belum sempat Adell ganti baju, Adell langsung lari ke rumah Airin. Adell lihat, rumah Airin kosang. Tiba tiba terdengat suara mobil. Suara mobil itu terdengar dari garasi Airin. Tiba tiba mobil Airin keluar dari garasi dan didalam nya ada Airin yang melambaikan tangan pada Adell. “Selamat tinggal Adell, semoga satu tahun kedepan kita masih bias bertemu” teriak Airin semakin mengecil.
Semejak itu Adell sering terlihat menyendiri. Adell terlihat kesepian tanpa Airin yang biasa menemani nya. Adell tak sabar satu tahun berlalu. Hingga penantiannya pun tercapai. Sudah satu tahun berlalu. Tidak lupa Adall segera menuju bandara. Adell terus menunggu tanpa ada kata lelah. Waktupun terus berjalan, sudah dua puluh empat jam Adell menunggu, tapi gak ada tenda tanda dari Airin.
Keluarga Adell udah kebingungan mencari Adell. Semua tempat kesukaan Adell udah di cari, tapi Adell tetap gak ketemu. Orang tua Adell gak berfikir mencari Adell ke bandara.

Tiga hari tiga malan Adell menunggu. Hingga Akhirnya Adell putus asa. “mungkin Airin udah gak mau kembali lagi” pikir Adell. Dengan langkah kecilnya Adell pun mencoba berjalan pulang. Dengan sedikit tenaga yang Adell miliki, akhirnya Adell bias pulang. Adell langsung disambut senang oleh keluarganya.
“Sayang… kamu kemana aja? Kok gak pulang pulang?? Mama ambilin teh ya??” Tanya mama bertubi tubi. Adell hanya bias menganggukkan kepala. Beberapa menit kemudian mama datang dengan memegang secangkir teh. Tapi, tiba tiba teh itu terjatuh. Disitu Adell sudah tergeletak di lantai. “sayang….sayang bangun kamu kenapa?”ucap mama kebingungan. Ternyata Adell udah gak ada. “Adell jangan tinggalin mama, mama sayang Adell”teriak mama sambil menetaskan air mata.

Adell pun di makamkan di sebelah makam mewah. “selamat tinggal ya sayang, semoga kamu tetap inget sama mama. Mama tetap doain kamu, mama bekal terus sayang kamu walau gak bias mama ucapkan langsung di depan mu mama tetap selalu ada buat kamu sayang GOOD BYE FOREVER” ucap mama di depan makan Adell. Ternyata makam meweh di sebelah makam Adell itu………. Makam Airin. Airin sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Gak ada yang bisa ngabarin Adell soalnya semua keluarga Airin tewas dalam kecelakaan pesawat itu. Walau begitu mereka tetap Abadi menjadi sahabat walau gak dibumi lagi.
**TAMAT**
PROFIL PENULIS
Nama : Monica Sucianto
Kelas : 6 SD
Add fb: monica sucianto

HADIAH KEMATIAN

HADIAH KEMATIAN
Karya Shovi Syarbini
Sejak kecil mereka selalu bersama VIA,OKTA dan WIDIA adalah sahabat yang sangat luar biasa.mengapa luar biasa ??...karna mereka selain bersahabat sejak kecil mereka juga selalu juara dalam bidang yang berbeda-beda.
Rumah yang berdekatan dan sekolah yang sama membuat persahabatan mereka semakin erat.
Hal yang paling mereka sukai adalah melihat bintang ditengah-tengah lapangan sambil tidur-tiduran dan sambil mengkhayalkan sesuatu
Kini usia mereka sudah hampir 17 tahun,sudah cukup lama mereka bersahabat.

Dan via berkata kepada sahabat-sahabatnya itu
“jika kita nanti sudah 17 tahun maka gw akan memberikan kado yang tidak akan kalian lupakan”
“hem….masa sich ???”saut okta
“ya….by de way apa yang kalian inginkan saat ini ?”Tanya via kepada sahabtanya
“maksudnya ?”Tanya widia karna tidak mengerti
“iyah,,, bagaimanakah cara yang kalian inginkan jika ada orang yang ingin memberikan surpires buat ulang tahun kalian nanti ?”
“ooowhh,,,,,gitu”
“hal yang gw mau sih gak ribet-ribet banget,Cuma orang yang gw sayang harus hadir dan memberikan setangkai bunga mawar merah,karna gw suka banget sama bunga mawar”ucap widia
Kalau llo vie ?tanya okta
“kalau gw sich gak ribet-ribet banget Cuma hal yang sederhana lah yang membuat gw bahagia,apalagi kalau ada kalian,dan yang paling gw mau adalah kita kumpul dilapangan ini sambil niup lilin dilapangn ini,karna lapangan inilah menjadi saksi bisu sejarah persahabatan kita”
“waaah….so sweet”ucap okta
Sekarang giliran llo okta,apa yang llo mau saat sweet seventeen ??
“kalu gw sich aga ribet,Cuma ini adalah hal yang sangat gw inginkan”

Emang apa ?tanya via sakin penasarannya
“ya,,,,gw mau banget di kasih surpires sama kalian,mata gw di tutup kemudian kalian bawa gw kedanau yang sangat indah dimana danau itu di penuhi dengan kunang-kunang dan dihiasi dengan lilin-lilin”
Tunggu.kunang-kunang?kan jaman sekarang susah!sewot widia
“yah itu sich derita kalian,,,hehe terus kita bertiga naik perahu berdayung ke tengah-tengah danau.dan kemudian kita ngeliatin bintang dan menikmati malam itu,hingga bulan berganti menjadi matahari”
Waaaah...keren.ucap via karna takjub dengan keinginan sahabatnya itu
“insyallah kita akan melakukan apa yang llo mau yah”ucap widia

*

Waktu terus berganti bulan januari pun tiba.saatnya via & okta memberikan surpires untuk sahabtnya itu,semua berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginannya.widia pun bahagia
*

Bulan terus berganti dan kini bulan aprilpun tiba saatnya vialah yang mereka beri kejutan.via sangat bahagia hingga air matapun terjatuh,walau tomboy via orang yang paling cengeng
*

Kini hanya tinggal oktalah yang belum merasakan kebahagiaan sweet seventen,karna jarak bulan via dan okta cukup jauh
“hem….bulan oktober masih lama…hahaha kasiaaan dech”ledek widia
“biarin ajja,jadikan waktu kalian jadi santai,buat mempersiapkan semuanya”
“diiich emang siapa yang mau ngasih surpires ke llo…hahaha”canda via
“dich via,,,gw mati disitu juga kaga papa dah,asalkan ke mauan gw di kabulin sama kalian”
“hust…gak boleh ngomong kaya gituh,serem amat’
“tau nich llokan gak bisa berenang ,jadi ngomongnya jangan kaya gituh”
‘iyah-iyah maaf”
*

Bulan oktober pun kini tiba,waktunya mereka berdua mempersiapkan segalanya,dari mulai membeli lilin,menyewa villa,menyewa perahu dan yang paling sulit mencari danau yang masih disinggahi dengan kunang-kunang.Semua di lakukan tanpa sepengetahuan okta
*

Hanya tinggal mengiitung hari tanggal 24 lah yang kami tunggu.Sehari sebelum hari H mereka semua berangkat ke vila yang sejak lama sudah di persiapkan,masing-masing keluarga ikut semua hanya untuk merayakan ulang tahun okta,entah mengapa semua berjalan dengan lancar ”
Setela sampai di vila,okta langsung di kurung di kamar,dia dilarang pergi keluar

Pukul 05.00
Wakktunya mereka bersiap untuk mempersiapkan semuanya,hingga akhirnya semua selesai,karna pukul 8 malam nanti semua harus sudah rapih.

Pukul 08.00 malam
“okta masih adakan didalem ?”Tanya widia
“iyah gue ada”
“udah siap belum nich ?”
“heem….siap banget,emang semuanya udah selesai wid ?”
“udah kali,makanya gue disuruh manggil llo”
“yodah ayo llo siap-siap make baju ini”
“okelah”
Beberapa menit kemudian okta keluar dari kamarnya dan kami menunggu di luar,tepat didepan pintu kamarnya.
“okta llo cantik banget pake baju itu,smuanya serba putih”
Mereka semua terperangah melihat kecantikan sahabatnya itu,entah mengapa dia terlihat lebih bercahaya.
“yodah yu ah kita keluar,tapi sebelum kita keluar jangan lupa buat okta tutup matanya”ingat via
“yaaah……ditutup lagi”
“sebelum kita kedanau kita semua makan malam dulu yah ?setelah itu kita langsung kedanau,dan jika sudah jam 12 kita pergi ketengah danau untuk meniup lilin disana ,giimana jadwal yang gue buat setuju gak ?”Tanya via
“iyah w mah setuju aja …hehehe”jawab okta

Setelah makan malam selesai okta kembali di tutup matanya karna harus menuju danau.
“di tutup lagi nich matanya ???”
“iyah.hehe maaf yah ?
Sesampainya didepan danau penutup mata okta pun di buka dan okta pun membuka matanya dengan perlahan,tanpa sadar air matapun langsung terjaduh dan oktapun langsung memeluk sahabatnya itu
“jadi ini semua yang kalian lakukan?”
Iyah gimana llo suka gak?tanya via
Iyah gw suka banget .makasih banyak yah
Iyah …hehe sama-sama.ucap mereka berdua
“yaudah yuuk…kita langsung naik perahu ajja”
“jangan lupa kue ulang tahunya di bawa”ucap widia
“gw seneng banget hari ini,kalian bener-bener s’ahabat sejati gw,sampai mati kalian akan menjadi sahabat gw”
“owwh….okta jangan biking w nangis doonk”ucap via

Pukul 23.55 WIB
Sesampainya di tengah danau mereka mmenikmati malam itu,malam yang sangat indah di temani dengan kunang-kunang,bintang yang berkelap-kelip dan di beri cahaya dengan sinar bulan.Bukan hanya okta yang merasakan kebahagiaan namun sahabatnya juga merasakan itu semua
“okta “panggil via
“ada apa?”
“llo terlihat cantik,beda dari sebelum-sebelumnya”
“masa sich?makasih kalau gituh
“Hay guys udah jam 12 tepat,okta waktunya llo buat tiup lilinnya,jangan lupa yah doanya”.ucap widia
“iyah”

Saat okta sedang berdoa via dan widia menatap wajah okta,entah mengapa air mata mereka tiba-tiba terjatuh,mungkin karna kebahagiaan yang berlebih ?namun seperti ada perasaan yang mengganjal mereka merasa bingung,dan senyum di wajah okta benar-benar berbeda,malam ini dia seperti malaikat entah mengapa okta terlihat bercahaya.
“hay..kalian kenapa ?”Tanya okta setelah membuka matanya
“aahh…???engga..engga papa”jawab mereka
“yodah sekarang tiup lilinnya”
“iyah”
“selamat yah sobat sekarang llo udah 17 tahun,kita semua akan menjadi dewasa,semoga kita akan selalu bersama hingga anak cucu kita tau”
“amiiienn”

Semua hanya tinggal menunggu matahari menggantikan bulan namun sebelum semua itu terjadi musibah dating menghampiri mereka.entah mengapa secara tiba-tiba perahu itu oleng bergoyang kesana dan kemari mereka semua merasa takut terutama okta yang tidak bias berenang
“byuuuuurrr…….”
Suara orang terjatuh dan ternyata via yang terjatuh pertama tidak lama disusul dengan okta dan widia.
Via dan widia kembali ke permukaan,namun okta tidak terlihat.mereka berdua baru menyadari sahabatnya itu tidak bisa berenang hingga akhirnya mereka kembali kedalam danau.matahari hampir terbit namun okta masih tidak terlihat.polisi pun datang untuk membantu pencarian.
Dan tidak lama okta ditemukan.namun tanpa nyawa…okta tewas di danau itu dan disaksikan dengan matahari yang menggantikan bulan.
Semua memang berjalan dengan ke inginan okta,namun tidak degan keinginan sahabt-sahabatnya itu.
Mereka semua sampai didaratan dalam keadaan yang kacau balaw.
Via menangis sangaat histeris,dan begitu pula dengan widia hingga widia jatuh pingsan.

1 bulan berlalu setelah kejadian itu semua mereka menjadi aneh,semua menjadi berubah.
Widia menjadi stress kerjaannya hanya melihati foto sambil mengurung dirinya dikamar,dan dia terkadang menangis dan terkaddang pula tertawa.
Via pun tidak jauh kasian,kini keadaannya sangat lebih memperihatinkan.
Dia selalu mencoba untuk bunuh diri dengan alasan supaya diabisa bertemu dengan okta.
PROFIL PENULIS
Mama : Shovi Irsyad Syarbini
Add facebook : shoviirsyad@yahoo.co.id
Twitter : @shovi syarbini
Email : shovilagiapa@yahoo.co.id

AKU DAN BERTAHUN TAHUN LALU


AKU DAN BERTAHUN TAHUN LALU
Cerpen Karya Anis Kurli

Terlihat tangan mungil itu menggenggam tanganmu. Menggeliat manja terhadapmu. Paras yang hampir menyerupaimu. Cakep. Terlintas dalam benakku, layaknya terlempar pada bayangan masa lalu kita. Saat kita masih terlihat polosnya. Berlari kesana kemari, saling menjaili.
Ingat saat aku merengek, hanya ingin terus bersamamu. Ingat saat tingkah - tingkah lucu yang kau lakukan hanya untuk membuatku berhenti menangis.

Aku masih ingat betul saat ak berusia skitar 5 tahun. saat itu aku ingin sekali kau tidur di kamarku. Dan kau menghiburku dengan memakai rok pendek milikku. Lalu seketika aku berhenti dari tangisku dan terganti dengan tawa cekikik. Dan lalu kau berlarian keluar dengan masih memakai rok itu, tanpa kau merasa malu. "Ayo kejar aku. Hahaha". Dan aku juga sangat ingat ketika kejadian yang menegangkan itu terjadi. Hehe..Mungkin itu tak terlalu menegangkan sebenarnya. Tapi karna memang kita masih kecil, mungkin itu memang menegangkan. Waktu itu kita lagi asik bermain bareng, bermain kejar - kejaran, petak umpet atau permainan - permainan lain. Dan saat itu kita main di sebelah kandang Desi si monyet milik bibi. Karna memang saking asiknya bermain d pekarangan bunga milik bibi. Entah bagaimana si desi bisa lepas dari rantai yang mengikat perutnya. Dan otomatis kita berlarian kesana kemari dengan si desi tetap mengejar. " Nek, ayo sembunyi di rumah saja" entah dari mana julukan 'Nek' itu buatku. Tapi dia suka manggil aku begitu. " kok bisa lepas iya si desi?. Padahal tadi baik - baik saja di kandangnya" ucapku.
Aku dan Bertahun tahun Lalu - Cerpen Sedih
Hehe...memang buat bikin senyum sendiri kalau ingat kejadian itu. Tapi waktu itu serasa terlindungi, bukan karna dia yang buat aku terlindung. Tapi karena memang ada bibiku yang keburu dateng manggil si desi. "hihi..." aku tertawa kecil, dan tanpa aku sadari dia memperhatikanku. " Loh kenapa nek. Kok tiba - tiba ketawa gitu" huaa..panggilan itu semakin membuat aku semakin teringat masa kecil kita. "Ah..gak papa. itu loh adeknya lucu. mirip sama mas".

Kalau memandang sosok mungil itu. Jadi teringat kejadian satu tahun yang lalu. Kejadian yang buat aku bener - bener kecewa terhadap dia. Dan itu menunjukkan perubahan drastis dari dia. Dia yang mulai terlalu mengerti tentang dunia luar. Dia yang melakukan apapun untuk membuang setiap rasa frustasi di hidupnya. Begitu menyedihkan bila di bayangkan. Dia terlalu keluar dari dunianya, sehingga sosok mungil itu tercipta. Itu sangat menyedihkan bagiku. Aku hanya bisa memandangnya dari balik pintu rumahmu. begitu sakit bagiku, apa lagi melihat kedua orang tuanya terlihat sangat frustasi.Dan setelah kejadian itu hidupnya terlampau banyak masalah. Dan setelah kejadian itu pula, kebersamaan kita tak pernah tercipta lagi.

Dan kini aku disini, ada bersamamu dan malaikat kecilmu. Dan kini kau tlah menjadi imam dalam keluargamu. Hal itu buat aku ingat, beberapa bulan yang lalu kau mampir ke rumahku. Dan waktu itu maghrib, karna kamu laki - laki sendiri di rumah dan karna ayahku memang belum pulang. ibu nyuruh kamu buat jadi imam. Terasa damai saat ayat - ayat Allah itu ku dengar lagi di suaramu. Seakan mengingatkanku bagaimana dulu kau mengajariku mengaji. Dan aku juga sangat mengingat saat kamu masih bersekolah SMP di sebuah pondok pesantren. Entah kau sengaja atau lupa untuk mematikan hpmu setelah kau bilang ingin mengaji. Aku mendengarkan suaramu dengan indah. Yang kini tak mungkin bisa aku dengar lagi darimu. Dan waktu dulu mau Unas, dia selalu minta' do'a dari aku. "Do'ain iy dek. biar mas bisa lulus" Masih dengan gaya bicaramu yang selalu memanggil aku 'Nek'.
Dan Kini, lihatlah dirimu. wajahmu terlihat kumel seperti orang yang depresi. Banyak kesedihan yang kau rasa. Lelah. Mungkin itu yang kau rasa.

Aku memandangmu dengan lekat, dan kau tersenyum semu. Seakan aku ingin berkata padamu.. "Kini kau harus menjalani setiap hidup yang telah kau ciptakan. Setiap kesedihan yang kau rasakan. Tapi ingatlah kau tak sendiri, ada dia yang telah mendampingimu bersama luka yang kau rasa, ada keluarga yang akan melantunkan setiap nasehat untukmu, dan ada ALLAH yang akan setia mengabulkan setiap doa tulusmu. "

PROFIL PENULIS
Add my Facebook : Aniezt.nana
Follow My Twetter : @Anis_kurly

thanks to: http://www.lokerseni.web.id/2013/11/aku-dan-bertahun-tahun-lalu-cerpen-sedih.html#ixzz2kPVEuNpn

Kamis, 07 November 2013

cuma ngasih tau



? "Lebih baik punya 1 teman yang mengerti kamu dari pada punya 100 teman yang hanya sekedar status dan kenal nama...!!!" ?

? "Meski kadang sudah menjadi sosok terbaik, namun tak selalu dipandang baik, maka janganlah berhenti berbuat baik...!!!" ?

? "Jangan menilai seseorang dari fisiknya, percaya atau tidak...??? Wajah, harta, kekuasaan dan jabatan bisa menipu...!!!" ?

? "Jadilah dirimu sendiri, temukan orang yang mencintaimu tak hanya di kala kamu "di atas" bahkan ketika kamu jatuh "di bawah"...!!!" ?

? "Jangan mengatur orang lain, jika bahkan diri sendiri tak ingin diatur oleh orang lain. (beda ceritanya kalau atasan ngatur bawahan, karena itu memang prosedurnya)...!!!" ?

? "Nikmati hidup, jalani setiap hari dengan penuh syukur, maka senantiasa akan bahagia. (nggak percaya...??? cobain aja...!!!)...!!!" ?

? "Jangan jadi kacang lupa akan kulitnya, minum air harus mengerti asal sumber air, manusia juga harus ingat dari mana ia berasal....!!!" ?

? "Manusia hidup dengan menatap kedepan, bagaimana waktu seharusnya berputar. (nggak percaya...??? Lihat saja, sebagaimana manusia di ciptakan kakinya untuk berjalan maju bukan berjalan mundur...!!!)...!!!" ?

? "Masa lalu perlu di ingat sebagai bagian dari kenangan dan pembelajaran hidup, namun tak perlu disesali...!!!" ?

? "Cantik dan Tampan...??? Semuanya hanya Khayalan Belaka. Jangan terikat akan itu...!!!" ?

? "Cintai Pekerjaanmu maka kamu takkan terbeban, senantiasa penuh sukacita, dan selalu Bersemangat...!!!" ?

? "Tanggung Jawab adalah Kepercayaan. Terima dan jalankan dengan penuh Kejujuran...!!!"